dilema
on 23 Oktober 2012
Label:
REFLEKSI DIRI
Tanggal 20 Oktober pagi jam 6 WITA,Denpasar masih gelap,sambil menghirup kopi panas yang aku buat sendiri,tiba-tiba HP ku berdering,aku lihat Sasti nama anakku muncul dilayar HP ku,segera kuangkat HP dengan berdebar-debar,karena tumben anakku yang baru usia 9 tahun telpone pagi-pagi "Asalamualaikum anakku yang cantik " seperti biasa aku selalu menyapa anakku jika dia telphone,tapi yang terdengar diseberang sana adalah suara tangisan anakku yang keras,tanpa ngomong sepatah katapun,yang aku dengar adalah suara tangisannya,kaget dan bingung saat itu,akhirnya HP diambil alih oleh istriku "Pah,Sasti tadi habis sholat subuh tanya,mah,papah pulang apa gak nanti pas Qurban? mamah jawab,papahmu belum punya uang buat pulang,langsung sasti nangis keras,mungkin kangen sama papah"kata istriku.
Seperti dilolosi seluruh tulangku,lemas tak berdaya mendengar tangis anakku,anak bungsuku yang cantik dan pintar,yang sejak kecil aku tinggal merantau ke Denpasar untuk bekerja,ingin sekali rasanya aku segera berangkat pulang untuk menemui putri cantikku,tapi beban pekerjaan tidak bisa aku tinggalkan.
Saat ini aku tengah merintis usaha kecil-kecilan setelah 2 tahun yang lalu aku memutuskan untuk berhenti bekerja pada perusahaan tempatku bekerja semula.,saat ini aku benar-benar masih harus berjuang agar bisa punya usaha yang mapan,meskipun hanya dengan modal nekat karena tidak punya modal sama sekali saat mengawali usaha.yang ada hanyalah semangat dan keinginan untuk bisa menafkahi keluarga dan membiayai anak-anakku sekolah.apapun harus aku lakukan agar aku bisa melihat anak-anakku sukses kelak.
"Maaf kan papah nak,bukan papah gak kangen kamu,papah kangen banget sama Sasti,pengin rasanya tiap hari ada dirumah,main sama Sasti,ngantar ke sekolah,nemeni sasti belajar dan lain" aku tahu anakku cemburu dan iri pada teman-temanya disekolah yang tiap hari diantar jemput oleh orang tuanya, "sabar ya nak,papah pasti pulang dalam waktu dekat,doakan papah punya rezeki biar ada ongkos buat pulang.
Denpasar 21 Oktober 2012,dibalik kesedihanku saat ini aku masih bisa bersyukur,tahun ini masih bisa ber Qurban,rasanya ada penghiburan masih bisa berbagi buat sesama,mudah-mudahan Allah Swt memberikan Rezeki yang lebih dan usaha yang sedang aku rintis bisa berkembang sehingga bisa lebih sering berkumpul dengan keluarga dikampung sana.
Buat anakku sasti dan kakak-kakanya Silma dan Ega,papah kerja keras buat kalian,agar kalian tetap bisa sekolah sampai bisa jadi sarjana,tidak seperti orang tuamu yang cuma tamat SMA,mudah-mudahan kalian kelak bisa menjadi anak -anak yang berguna bagi Nusa,bangsa dan agama Islam yang kita cintai,papah rindu kalian semua,juga ibumu nak,papah ingin memeluk kalian semua saat ini,tapi sabarlah doakan papah bisa pulang secepatnya.
0 komentar:
Posting Komentar