Pahlawan apa pecundang?


 Berakhir sudah pelarian Susno Duaji,mantan jendral Polisi yang akhirnya harus menikmati masa pensiun yang tragis dengan menjadi terpidana kasus korupsi Pilkada Jawa Barat,pada akhirnya harus rela menjalani hukuman di Lapas Klas II A Cibinong.
Kita seperti menyaksikan sebuah drama kehidupan yang kita kadang tidak tahu siapa yang benar dan siapa yang salah,karena sebagai masyarakat awam yang hanya bisa menyaksikan dan membaca berita mengenai kasus yang menimpa Susno Duaji melalui media.
Kita dipermainkan oleh opini,baik itu oleh KPK,Kepolisian,pengacara,Jaksa,Hakim dan Susno Duaji sendiri,semuanya punya alasan pembenar dan alasan untuk menyalahkan pihak lain.
Semula kita mengacungi jempol kepada Susno Duaji ketika dengan gagah berani mengungkap kasus pajak yang melibatkan Gayus Tambunan seperti kontroversi dibawah ini :

  1. Pernyataan Susno yang berbunyi "Ibaratnya di sini buaya di situ cicak. Cicak kok melawan buaya" telah menimbulkan kontroversi hebat di Indonesia. Akibat dari pernyataan ini muncul istilah "cicak melawan buaya" yang sangat populer. Istilah ini juga memicu gelombang protes dari berbagai pihak dan membuat banyak pihak yang merasa anti terhadap korupsi menamakan diri mereka sebagai Cicak dan sedang melawan para "Buaya" yang diibaratkan sebagai Kepolisian.[6][7]
  2. Kode "Truno 3" disebut dalam percakapan yang disadap oleh KPK sehubungan dengan kasus bank Century.
  3. Pernyataan Susno yang berbunyi ”Jangan Pernah Setori Saya” juga terkenal saat ia menjabat sebagai kapolda Jabar.[8]
  4. Susno mengungkapkan adanya seorang pegawai pajak yang mempunyai rekening tidak wajar. Pegawai pajak yang dimaksud adalah Gayus Tambunan dan akibat dari terbongkarnya kasus ini, beberapa jenderal polisi, pejabat kejaksaan, kehakiman dan aparat dari Departemen Keuangan Republik Indonesia kehilangan jabatanya dan diperiksa atas dugaan bersekongkol untuk merugikan negara.[9] Dari sebab itu, Susno sering disebut sebagai seorang whistle Blower.[10]
  5. Susno menyebutkan seorang mafia kasus ditubuh POLRI yang bernama Mr. X , dikemudian hari diduga Mr.X itu adalah seorang mantan diplomat dan anggota BIN bernama Sjahril Djohan
Pada akhirnya kita harus menyaksikan seorang yang semula menjadi pahlawan,akhirnya harus menjadi pecundang,dinginnya tembok penjara harus menjadi tempat tinggal sementara buat beliau.
Proses hukum mungkin masih akan berjalan,dan kita tidak tahu sampai hari ini siapa yang benar dan siapa yang salah,apakah benar Susno Duaji benar-benar Pahlawan sejati atau orang yang menjadi korban atau dikorbankan atas keberaniannya melawan Buaya.

Tapi suatu saat pasti akan terungkap,karena kebenaran pasti akan menang melawan kejahatan,hanya saja kita tidak tahu siapa yang benar,karena kebenaran yang sejati hanyalah milik Allah Swt.

Denpasar 5 Mei 2013

1 komentar:

bara mengatakan...

Mudah-mudahan kebenaran akan terungkap

Posting Komentar

 
Home | Gallery | Tutorials | Freebies | About Us | Contact Us

Copyright © 2009 PRASASTI |Designed by Templatemo |Converted to blogger by BloggerThemes.Net