Hari ini tanggal 19 Februari 2013.tepat 1 bulan meninggalnya Kakung,tak terasa waktu bergulir begitu cepat,meninggalkan semua kenangan tentang Almarhum Kakung. Jika melihat Foto ini yang aku ambil saat Lebaran kemarin rasanya tidak pernah percaya bahwa Kakung akan meninggal secepat ini.masih aku ingat seperti biasa saat Lebaran seusai Sholat Ied,semua berkumpul di Rumah Kakung,Anak,cucu,semua Handai Taulan juga kerabat,tetangga dll,semua berkumpul dirumah Kakung,
karena semua ingin paling pertama sujud dan mencium tangan Kakung dan Uti.untuk meminta maaf di hari yang suci. Kakung selalu ber kharisma,duduk berdua Uti,untuk menerima sungkem dari kami semua,hujan tangis selalu menyertai prosesi ini,entah kenapa suasana sungkem Lebaran ini selalu luar biasa,penuh dengan keharuan,kelegaan juga kesedihan,dan ternyata lebaran tahun 2012 ini adalah lebaran terakhir kami bersama Kakung,
Tahun depan kami semua bakal kehilangan moment seperti ini karena sudah tidak ada lagi kakung bersama kami. Masih terabayang jelas dibenakku,moment saat bersimpuh di depan Kakung dan Uti,menghaturkan "selamat Hari raya iedhul fitri"menangis sambil minta maaf atas semua kesalahan yang telah saya perbuat,dan selalu saja dari tahun ke tahun setiap kali Lebaran,kakung tidak pernah menjawab maaf karena beliau dalam setiap kesempatan selalu memaafkan kami anak-anaknya,yang selalu ditekankan kakung setiap kali Lebaran adalah tentang pentingnya menjaga Ibadah Sholat,puasa,dan selalu beliau bilang terima kasih karena saya sayang sama istri dan anak2. Entahlah yang pasti sayang sama anak dan istri adalah hal yang biasa buat seorang suami,tapi tidak tahu kenapa setiap tahun pada saat moment sungkem lebaran selalu saja itu yang ditekankan Kakung
Entah pesan ini juga disampaikan ke anak-anak yang lain apa tidak,saya tidak pernah tahu,yang jelas selama saya menjadi anak mantu Kakung tiap sungkem lebaran selalu itu yang beliau sampaikan biasanya sambil meluk dan mengusap kepalaku..
(Antri sungkem Kakung-Uti,sayang gambarnya kabur )
Kenangan indah bersama kakung teramat banyak untuk di ceritakan,banyak hal berharga yang saya petik dari beliau selama menjadi anak menantunya,
Kakung banyak memberi contoh langsung ketimbang menasehati anak-anaknya,juga adik-adiknya,yang masih saya ingat adalah keteguhan sifat kakung dalam memegang prinsip,baik prinsip agama,kemasyarakatan maupun politik.
Kakung setelah pensiun dari PNS adalah seorang Politikus partai Golkar,waktu itu di awal reformasi saat Rezim Orde Baru tumbang dan banyak bermunculan partai baru,termasuk berdirinya PAN yang digagas Bapak Amien Rais,Kakung sempat mengalami dilema,disatu sisi Kakung adalah Kader Partai Golkar dan saat itu juga jadi Caleg Golkar,disisi yang lain Kakung adalah pengurus Daerah Muhammadiyah,Saat itu PAN nyaris menjadi seperti partainya orang Muhammadiyah,atau Muhammadiyah adalah PAN.
Masyarakat Wanadadi yang hampir 100 % warga Muhammadiyah tentunya sebagian besar banyak yang jadi simpatisan PAN,saat itulah Kakung menunjukan kematangan dalam berpolitik,satu hal yang jarang dimiliki oleh politisi-politisi muda yang banyak bermunculan karena akibat munculnya partai-partai baru,apalagi saat itu Golkar adalah musuh bersama dan partai yang jadi sasaran hujatan karena merupakan partainya Ode Baru.kita anak-anaknya Kakung kadang suka emosional kalau ada yang menghujat Kakung saat itu,tapi kakung selalu bisa meredam agar tidak sampai terjadi sesuatu yang fatal bagi kehidupan bermasyarakat hanya karena masalah partai.dan pada akhirnya ketika Pemilu sudah berlangsung,kakung meskipun gagal menjadi anggauta dewan saat itu tapi dari segi politik Kakung menang karena kalangan PAN tetap menghargai beliau dan tetap menganggap Kakung sebagai penasehat meskipun berada diluar jalur Partai,saya masih ingat ketika ada acara PAN di Semarang saya sama kakung berangkat pakai Mobil Carry tua th 85 ikut konvoi dari Banjarnegara sampai Semarang tanpa rasa takut meskipun resikonya kalau ada orang Golkar tahu mungkin akan jadi masalah.
Dalam beberapa kali Pilkada Banjarnegara Kakung selalu dijadikan rujukan,kemana pilihan Kakung itu yang akan diikuti Masyarakat,karena orang selalu menilai pilihan Kakung pasti yang terbaik.
Hal-hal lain dari kakung yang selalu jadi rujukan masyarakat adalah saat penentuan Hari Idhul Fitri dan Idhul Adha,jika ada perbedaan waktu antara pemerintah dan Muhammadiyah pasti orang menunggu keputusan kakung kapan waktu untuk Sholat Ied.
Ada kebanggan tersendiri ketika menjadi bagian dari keluarga besar H.Fuad Latief,kebanggan sebagai anak,juga kebanggaan sebagai orang yang bisa mendampingi kakung ketika melakukan aktifitas,baik sosial maupun keagamaan,sayang sejak saya kembali merantau ke Denpasar sudah tidak bisa mendampingi Kakung,menjadi sopir kakung untuk ceramah keseluruh pelosok Banjarnegara,
Kenangan terakhir bersama kakung adalah menjadi makmum sholat subuh Kakung di Mushola SPBU di Kretek Wonosobo saat mengantar Kakung berobat ke Jogjakarta,saat itu saya,istri saya dan adik Ipar saya menjadi orang terakhir yang Sholat di imami Kakung,masih banyak hal yang menjadi kenangan saya bersama Kakung,yang pasti semuanya akan menjadi kenangan juga jadi pelajaran yang sangat berharga dan tidak ternilai harganya,akhirnya kami semua yang ditinggalkan akan tetap mengenang kakung dan menjaga amanahnya sampai kelak menyusul Kakung menghadap Sang Khalik.
Denpasar 19 Februari 2013.
0 komentar:
Posting Komentar