IBUKU PURWATI

Entah kenapa akhir-akhir ini aku begitu sering teringat Almarhum Ibuku,padahal sampai hari ini sudah hampir 30 tahun beliau pergi meninggalkan kami semua,
saat itu aku baru tamat SMP,dan adik-adikku masih kecil-kecil semua,bahkan adikku yang bungsu Dewi baru berumur 3 tahun saat ibukku meninggal.

Dini hari 1 hari menjelang Lebaran Tahun 1983,Ibuku menyerah melawan penyakitnya,penyakit Liver dan gagal ginjal membuat ibuku harus menghadap Allah ketika umat Muslim sedang bersiap-siap merayakan hari kemenangan,tak terkirakan kesedihan kami waktu itu.
Air mata saja tidak cukup untuk menggambarkan rasa duka cita kami,rasanya terlalu berat yang harus kami tanggung,kehilangan sosok seorang Ibu yang luar biasa buat kami anak-anaknya,seorang Ibu yang sangat bijaksana,seorang Ibu yang mau bekerja keras untuk kebahagiaan kami anak-anaknya.

Ibuku sangat keras mendidik kami anak-anaknya,keras tapi penuh kasih sayang,apapun yang kami minta saat itu selalu Ibu turuti,dalam segala hal ibu selalu berusaha untuk menyenangkan kami semua,mengenai makanan misalnya,Ibu tahu persis semua kesukaan kami semua anak-anaknya.
Setiap pulang sekolah pasti sudah tersedia masakan kesukaan kami masing-masing,Ibuku juga mendidik agar kami menjadi anak yang tidak malas,setiap bangun pagi sehabis Sholat Subuh kami semua harus bekerja membersihkan rumah,menyapu,mengepel lantai,membersihkan perabot rumah,kaca jendela dll,semua anaknya harus mau melakukan itu semua.

Hampir tiap akhir bulan pasti Ibu dan Ayah kami mengajak kami berdarma wisata ketempat-tempat yang menyenangkan buat kami,ke pantai,ke Museum dll.Ibu selalu pengin anak-anaknya senang.

Tapi pada akhirnya kami semua harus menerima kenyataan,Ibuku harus menghadap Sang Khalik,sakit selama hampir 3 Bulan,ibukku seperti menunggu waktu dipanggil Allah pada hari yang penuh Magfirah,hari yang kata Allah semua dosa akan diampuni.
Ada rasa lega tersendiri ketika Ibuku meninggal dalam keadaan suci,Insya Allah semua dosanya telah diampuni lewat sakit yang panjang dan dihari pengampunan,seperti yang pernah saya dengar dari seorang Kyai,bahwa orang yang meninggal karena sakit pada Bulan Ramadhan,maka tidak ada pertanyaan Kubur dan siksa Kubur,mudah-mudahan benar adanya dan ibu mendapat tempat yang mulia disisi Allah Swt.

Ibukku adalah anak tunggal,jadi meninggalnya Ibu membuat kakek dan nenekku benar-benar kehilangan,kesedihan mereka mungkin melebihi kami.karena kakekku saking sedihnya sampai ngomong bahwa tidak lama lagi akan menyusul Ibuku,dan itu terbukti,10 bulan kemudian Kakek menyusul Ibu menhadap Allah Swt,semoga amal ibadahnya diterima disi Allah Swt.
Kenangan dan kasih sayang Ibuku tidak pernah tergantikan,sampai hari ini,meskipun 1 tahun kemudian kami mendapat Ibu baru,karena ayahku menikah lagi,

Sekarang ini kami hanya bisa mengenang dan mengirim doa setiap saat,kepada anak-anakku juga selalu aku ceritakan tentang eyang Uti nya Almarhum semua kebaikan-kebaikannya,hingga anak-anakku meskipun tidak pernah bertemu langsung dengan neneknya tetap bangga karena menjadi cucu dari Eyang Uti Purwati,yang selama hidupnya selalu baik kepada semua orang,Bu,beristirahatlah dengan tenang,kami semua anak dan cucu-cucumu sangat mencintai Ibu.

( Tulisan ini mungkin tidak berguna bagi orang lain,tapi sekedar kenangan buat orang-orang yang sangat kami cintai,dan telah lebih dulu menghadap Allah)

Denpasar 22 Februari 2013








0 komentar:

Posting Komentar

 
Home | Gallery | Tutorials | Freebies | About Us | Contact Us

Copyright © 2009 PRASASTI |Designed by Templatemo |Converted to blogger by BloggerThemes.Net